Jumat, 08 April 2011

Sleep Paralysis

Oh, My God...

Semalem nggak bisa tidur.. Jam 23.00 belum ngantuk (Biasanya udah ngantuk banget n beberapa menit kemudian udah tdur). Padahal udah merem dari jam 22.30. Tapi nggak tau kenapa nggak bisa tidur. Pikiran melayang-layang nggak jelas. Mbayangin ini lah, itu lah. Sampe akhirnya aku sadar kalo aku menghayal, hehe.. "Stop it!" Terus berusaha mengosongkan pikiran. Mulai ngantuk.. Udah setengah tidur nih. Kok rasanya sesek ya buat nafas, nggak enak nih posisinya. Ganti posisi ah.


"............................."

Loh... loh... kok nggak bisa gerak sih.. Hei, somebody help.....!!! Hufht.. tindihan lagi. :( Cuma bisa berharap, semoga tindihannya nggak lama. Takut juga kalau tiba-tiba nggak bisa gerak selamanya. Beberapa menit berlalu, akhirnya bisa juga sadar. Hufht. Karena masih ngantuk, aku coba buat tidur lagi. Sleep.. sleep.. sleep.. Owh.. i'm squeezing again.. Nggak bisa gerak lagi deh. Tapi yang kedua ini nggak lama. Aku langsung bisa bangun, tapi langsung deg2an gitu deh. Mau tidur lagi udah parno duluan. Jangan-jangan ntar tindihan lagi. Beberapa menit nggak tidur. Tiba-tiba kirai kerang yang ada di depan kamarku bunyi. Huwaaaa... kok jadi agak horor sih. Lihat nggak yaa.. Jangan-jangan tadi ada orang lewat. Tapi aku di kost cuma berdua doank. N daritadi nggak kedengeran ada suara pintu kamar temenku kebuka kok. Berarti bukan temen kost ku. Terus siapa????? Mana pintu kamarku nggak aku tutup rapet lagi. Makin deg-degan deh. Ok, semoga bukan maling. Cz aku lebih takut sama maling daripada sama setan. Takut kalau itu maling, terus bawa senjata, terus aku dibunuh.. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... Aku menghayal makin jauh. Akhirnya aku beraiin diri buat ngintip (kan nggak ketutup rapet). Tau nggak apaan?? Kucing! Waktu dia liat aku, dia kaget n langsung lari. Aku juga kaget sih, tapi untung nggak lari. Mau lari ke mana juga. Kamar cuma 2,5 X 3 m. Dasar tu kucing bikin deg2an aja. Untung kucingnya lucu. Coba kalau jelek, pasti udah ku kejar tuh. Nakut-nakutin orang aja. Mungkin kucingnya ngira kalau kerang yang di kirai ku tu masih ada hewannya kali ya. Haha. Bego banget sih tu kucing. Ok, setelah tragedi kucing berakhir, aku coba tidur lagi jam 1.20. Tapi minum air putih dulu. Try to sleep. Try.. Try.. And try..

...SLEEP... 

Alarm bunyi..
Zzzzzz... kok udah bunyi aja sih ni alarm.. Aku idupin alarm jam 6 karena jam 7 harus jaga warnet. Tadinya mau tidur lagi, hehe. Tapi yakin deh, kalau aku tidur lagi, pasti bangunnya jam 8++.

Go to Warnet... :) dalam keadaan masih ngantuk.

Sampai di warnet,, kepikiran buat search di google, apa itu tindihan. Search, sekali aja langsung dapet jawaban. Ternyata, tindihan itu ada bahasa medisnya. Aku baru tau lho. Namanya Sleep Paralysis.

"Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh nggak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.

Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.

Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).

Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter."
(http://www.indospiritual.com/artikel_menguak-misteri-tindihan.html)

Oooo... Jadi gitu toh.. Gimana mau tidur teratur 8-10 jam pada jam yang sama tiap malem ya? Menurutku sih itu susah banget. Ok, misal kita kuliah pagi, jadi kita harus bangun jam 6 (maksimal). Kalau harus tidur 8 jam aja, berarti jam 10 kita harus udah tidur donk. Padahal biasanya tuh pulang makan malem + jalan2 bentar aja udah jam 9. Sampe di kost, bersihin muka, cuci muka, cuci kaki, cuci tangan, gosok gigi, ganti baju, eeehhh... udah jam setengah 10. Masa mau langsung tidur? Terus, kapan belajarnya? (Yang ini pertanyaan basa-basi aja, cz biasanya juga nggak pernah belajar). Kapan ngerjain tugasnya? (Yang ini cuma khusus hari H-1 deadline pengumpulan tugas aja). Nah, bagiku, tidur jam 10 itu kemungkinannya cuma 30%. Itu pun kalau seharian capek n full aktivitas. Kalau pun bisa tidur jam segitu, ntar jam 3 pagi tu pasti bangun n susah buat tidur lagi. Yang ada bukannya 8 jam, malah cuma 5 jam. Udah gitu, paginya di kampus pasti ngantuk. Ah, pokoknya susah banget lah tidur teratur tu. Apalagi harus 8 jam. Tidur teraturku tu ya jam 12 sampe jam 6. 6 jam cukup laaah.. Mana ada mahasiswa yang tidur 8 jam. Apalagi sampe 10 jam. Ckck..
Udah ah. capek ngetiknya. Semoga besok nggak mengalami sleep paralysis lagi. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar