Senin, 21 Maret 2011

Tukang Sampah

Pada suatu hari, aku melihat seorang bapak dan ibu yang sedang mengangkut sampah. Dengan gerobak khas nya yang berwarna kuning. Bapak-bapak itu menarik gerobak dari depan, sedangkan Ibu itu mendorong gerobak dari belakang. Kebetulan, jalan yang dilewati itu agak sempit, sekitar 4 meter. Dari arah yang berlawanan, aku melihat mereka yang dengan susah payah menggerakkan roda gerobak itu. Di belakangnya, ada sebuah mobil Kijang yang ingin mendahului, tapi karena jalan yang sempit, mobil itu tidak bisa mendahului gerobak sampah. Akhirnya dengan penuh emosi, pengemudi mobil tersebut membunyikan klakson mobilnya, kemudian mendahului gerobak tersebut dengan terburu-buru. Bapak dan Ibu yang mendorong gerobak sampah itu hanya menoleh ke arah mobil yang mendahuluinya itu. Dan dari tatapan mereka, entah kenapa aku merasakan haru yang mendalam. Di jalan itu juga aku meneteskan air mata. Kenapa pengemudi mobil yang hanya tinggal menginjak gas untuk melaju kencang saja tidak mau bersabar sebentar menunggu jalan agak sepi. Pengemudi itu justru tidak sabar dan membunyikan klaksonnya agar gerobak sampah itu menepi. Aku sedih membayangkan jika aku adalah mereka. Orang yang harus mendorong gerobak sampah setiap harinya. Sampah yang bau, sampah yang kotor, dan sampah yang berat. Mungkin aku tidak akan kuat dengan kehidupan seperti itu. Aku sadar, bahwa kehidupanku yang sekarang ini jauh lebih baik dari pada mereka. Aku harus bersyukur dengan apa yang aku miliki, bukannya mengeluh dan mengharapkan apa yang tak bisa aku dapatkan. Tikang sampah, bagiku sangat berjasa. Tanpa mereka, mungkin di halaman rumah kita akan penuh dengan sampah yang berserakan dan akan menumpuk setiap harinya. Dengan kehadiran mereka, kita tidak perlu repot-repot membawa sampah ke TPS ataupun TPA. Karena adanya mereka, lingkungan yang kita huni ini bersih, sehat dan nyaman. Jadi, kepada semua orang yang membaca tulisan ini, hargailah tukang sampah. Bayangkan jika kalian adalah mereka, maka itu akan membantu kita menyadari bahwa tukang sampah bukanlah orang yang semestinya kita pandang sebelah mata.

Jumat, 18 Maret 2011

Who is Paul Davidoff??

 
Paul Davidoff adalah seorang ahli teori perencanaan yang memelopori hadirnya advocacy planning (perencanaan advokasi). beliau mengembangkan teorinya di Amerika dan mendapat banyak dukungan dari masyarakat maupun pemerintah. Idenya tersebut dikembangkan sebagai penyeimbang
untuk program-program seperti PERKOTAAN pembaharuan, masyarakat miskin yang terlantar, terutama kelompok minoritas. Davidoff  menantang perencana dan keprofesionalan organisasi-American Institute of Planning (AIP)-untuk mengubah cara kota-kota dan lingkungan perkotaan yang direncanakan dan dibangun kembali. Dafidoff berpendapat, advokasi atas nama masyarakat miskin, perencanaan sosial dan keterlibatan warga yang lebih besar dalam proses perencanaan. Ide-idenya mengilhami penciptaan lembaga untuk menyediakan sumber daya perencanaan alternatif untuk masyarakat perkotaan dan panduan untuk banyak orang yang terkait dengan advokasi dan perencanaan ekuitas.